Ade Habibie Ingin Masyarakat Kelas Menengah ke Bawah Bisa Menghisap Cerutu Sambil Minum Teh Tubruk
Kapanlagi.com - Kebanyakan orang di Indonesia yang menghisap rokok cerutu hanya dinikmati oleh masyarakat kalangan atas saja. Pasalnya, harga rokok tersebut terbilang mahal, bisa dibandrol dengan haraga ratusan ribu hingga jutaan rupiah per batang. Melihat dari harganya terbilang mahal, sangat wajar jika orang-orang kaya saja yang bisa menikmati rokok cerutu.
(kpl/far/nda)
Masyarakat Kelas Menengah ke Bawah Bisa Menikmati Cerutu
Tidak mau melihat orang kelas atas saja yang bisa menikmati rokok cerutu, aktor Ade Habibie memproduksi langsung rokok tersebut dengan harga murah yang diberi nama 156 Cigar. Hal ini sengaja dilakukan supaya masyarakat kelas menengah ke bawah bisa menikmati cerutu.
"Orang biasa harus bisa nyicipin cigar (ceurutu). Jadi nggak hanya di kalangan atas aja, ya kan. Emang sigar itu emang rootsnya dari orang-orang kalangan atas. Menurut gua sigar bisa dinikmatin siapa aja, kalangan manapun aja," kata Ade Habibie kepada Kapanlagi.com di Spill And Still, Jakarta Pusat.
Menghisap Cerutu Sambil Minum Teh Tubruk
Selain dirasakan masyarakat kalangan kelas atas, biasanya orang yang menghisap cerutu juga ditemani dengan minuman beralkohol. Padahal, menurut Ade Habibie menghisap cerutu tidak melulu dinikmati sambil meminum minuman beralkohol, tetapi bisa juga menikmatinya sambil minum teh hangat dan makan pisang goreng.
"Betul, gua nggak minum alkohol sebetulnya, gua minum teh tubruk. Gua suka teh tubruk, itu bisa juga. Ya makanya kalo mau ada yang pake Wine, Wiski ya terserah nggak apa-apa. Yang tadi gua bilang, kalo lo suka pake pisang goreng, pake gorengan, pake mentega pake gula, ya udah," katanya.
Fokus Tekuni 156 Cigar
Selama masa pandemi Covid-19, pemeran Obet dalam film Mengejar Matahari itu tengah fokus menekuni bisnis 156 Sigar. Tak sendirian, tekuni bisnis ini Ade Habibie dibantu oleh teman-temannya yang sudah paham di bidangnya. Ade mengatakan, bahan pokok 165 Cigar bukan diambil dari luar negeri, justru dalam negeri tepatnya di Jember, Jawa Timur.
"Ini dari Jember, tanahnya bagus, subur, dan segala macem. Dikelola sama yang bikin namanya Kevin, dia ini sarjana S2 di pertanian di tembakau. Umurnya masih muda 28-an. Jadi dalam sigar itu ada tiga sampai pohon daunnya, yang dijadiin satu, dibland jadi satu," katanya.
Bangun Bisnis Cerutu Bukan Tanpa Alasan
Ketertarikan Ade Habibie membangun bisnis cerutu bukan tanpa alasan. Dia hanya ingin masyarakat kelas menengah ke bawah bisa menghisap cerutu.
"Orang Indonesia suka cigar juga. Ini bisa menjadi budaya yang baru gitu lho, tapi bukan budaya hanya kalangan atas saja. Semuanya bisa (menghisap cerutu) emang harusnya begitu di Indonesia. Jangan sampai segmented banget lah," katanya.
"156 Sigar harganya mulai 55 ribu. Jadi ya dari pada kita beli yang harga 350 ribu, itu yang paling murah 350 ribu lho. Ada satu, yang harganya 1,8 juta harganya per batang. Ini gua yakin di Indonesia kita bisa bikin sesuatu yang seperti itu dah lebih," kata Ade Habibie.
156 Cigar Berencana Buka Toko di Jakarta
Ade Habibie sendiri mengaku belum meresmikan bisnis 156 Cigar. Namun, dia sudah mengenalkan produknya dibeberapa tempat, salah satunya ada di Spill And Still, Jakarta Pusat.
"Penjualannya ada toko-toko ritel kita pilih. Untuk saat ini seperti tempat Spill And Still kita pilih jadikan satu tempat buat beli juga. Nanti ada beberapa tempat lagi, ada salah satu cafe di Cilandak jalan Maritim gua taro di situ. Gua ada restoran sendiri namnya Little League di PTIK nanti gua taro situ juga. Untuk sementara sih gua taro di tempat tempat bersahabat gitu,"
Tak sampai di situ, aktor yang punya hobi motor tua ini juga berencana membuka toko 156 Cigar di Jakarta. "Nanti deh Insya Allah, udah ada rencana. kita liat dari feedback-nya sih. menurut temen temen gua dnegan harga segitu oke banget," tutup Ade Habibie.
Reporter: Fikri Alfi Rosyadi